“Mas, katanya hipnoterapi bisa mengatasi emosi berlebih pada anak, kok ini malah ortunya yang jenengan suruh memperbaiki pola asuh?”
Begitu kira-kira protes seorang ibu muda kepada saya, setelah selesai melakuken terapi pada anaknya yg ngamukan.
Jadi saya mengatakan padanya bahwa si anak mentalnya tidak sakit, melainken lapar. Apa bedanya? Ya jauh sekali
Kalau sakit: diobati
Kalau lapar: dikasih makan
Nah, untuk anak yang saya maksud ini, masalahnya ada di mentalnya yang lapar, jadi tidak butuh diobati melainken dikasih makan. Lalu apa makanan mental anak yang harusnya diberiken ortu? Ya tentu saja perhatian, waktu berkualitas bersama, dll. Kalau masalahnya lapar, maka sulit sekali diberesken dengan hipnoterapi. Bahkan mungkin tidak bisa.
“Lha ya Ndak bisa mas.. wong saya sibuk, suami juga sibuk”
Lah, ngapain bikin anak?