Sudah sewajarnya orangtua memperlakuken anak dengan penuh kelembutan, kasih sayang, memberiken rasa nyaman, dan berbagai fasilitas guna menyenangken hati anaknya.
Namun ternyata, kasih saya ortu tidak boleh sampai disitu saja. Ada hal lain yang justru berkebalikan, yang harus diberiken kepada anak. Apa itu?
Memberiken kesadaran pada anak bahwa:
“Suatu saat , ia akan tumbuh dewasa, menemui berbagai masalah & rintangan hidup, mengandalken kemampuan dirinya sendiri guna menyelesaiken berbagai problematika, tanpa bisa meminta pertolongan orang lain termasuk ibu bapaknya”
Ya, itulah dua kutub yang saling berlawanan, namun berada dalam satu kesatuan, yakni kasih sayang ortu kepada anaknya , sekaligus menggemblengnya demi membentuk mental tangguh.
Dengan kata lain, jika ada ortu yang hanya fokus memberiken kenyamanan pada anaknya tanpa melatih mentalnya untuk jadi manusia tangguh, maka kasih sayangnya hanya 50% saja.
Sebaliknya, jika dengan “atas nama membentuk mental tangguh” ortu bertindak sadis dan kejam terhadap anaknya tanpaenyayangi & memanjaken, kasih sayangnya juga hanya sebatas 50% saja. Mungkin anak tumbuh kuat secara mental. Namun ia membawa banyak luka batin yang justru perlahan merusak dirinya (dan keturunannya kelak)